BENTENG ( FORT )
VAN DER CAPELLEN DARI MASA KE MASA

Fort Van Der
Capellen Benteng peninggalan Belanda yang terletak di Kota Batusangkar ,Kabupaten
Tanah Datar,Provinsi Sumatera Barat.Benteng yang awal pendiriannya menjadi
saksi bisu terjadinya Perang Padri,perang Padri sendiri merupakan perang
saudara antara Kaum Adat dan Kaum Padri (pemuka agama ) yang akhirnya menjadi
perang besar melawan kolonial Belanda di Sumatera Barat.
Secara ringkas
terjadinya perang Padri terjadi karena
adanya keinginan para pemuka
agama yang ingin memurnikan kembali
ajaran Islam di Ranah Minang dan menentang kebiasaan para Tokoh adat yang telah
melenceng dari ajaran agama islam. Kebiasaan itu seperti perjudian,penyabungan
ayam,arak atau minuman keras yang tidak ditinggalkan oleh Kaum Adat yang jelas telah memeluk agama Islam secara
keseluruhan .
Karena Kaum Adat
yang tidak merespon peringatan dari kaum Padri akhirnya menimbulakan
pertentangan dan pecahlah menjadi perang
saudara .Perperangan ini dimulai tahun
1803,karena merasa terdesak pada tahun 1821 kaum Adat meminta bantuan kolonial
belanda untuk membantu melawan kaum Padri .
Di Batusangkar
pasukan Belanda di tempatkan di area paling tinggi dijantung kota Batusangkar,di
tempat itulah pasukan Belanda membuat Benteng yang diberi nama Fort Van Der
Capellen .Adopsi nama benteng diambil dari Jenderal yang memerintah saat itu Godert Alexander Gerard
Philip Baron Van Der Capellen mulai di bangun tahun 1824,bangungan Benteng yang
memiliki ketebalan 75 cm dan berjarak 4
m dari dinding benteng dibuatlah parit dan tanggul melingkar mengelilingi benteng tersebut.pembuatan
benteng ini bertujuan untuk memperkuat kedudukan pasukan belanda di Ranah
Minang khususnya di Batusangkar.
Bantuan Belanda
tersebut menyadarkan kaum adat,bahwasanya
bantuan tersebut semakin memperkeruh keadaan .pasukan Belanda yang memanfaatkan keadaan untuk
menguasai Ranah Minang.Pada tahun 1833 kaum Adat dan kaum Padri berkompromi dan
bekerjasama untuk melawan pasukan Belanda,namun usaha tersebut tidak berhasil
dan belanda mampu mengusai Ranah Minang.
Tidak hanya
menjadi saksi perang Padri dan penjajahan kolonial Belanda ,Benteng (Fort) Van
Der Capellen,juga menjadi bukti nyata perjuangan bangsa Indonesia .Ditahun
1943-1945 Badan Keamanan Rakyat (BKR) merebut Benteng setelah berhasil merebut
kemerdekaan atas pendudukan Jepang di Indonesia dan kemudian di tahun 1947 di
kuasai Tentara Keamanan Rakyat atau biasa disebut dengan istilah TKR,.namun akibat
terjadinya Agresi Militer II Benteng
(Fort) Der Capellen dikuasai kembali
oleh Belanda dari tahun 1948 hingga 1950.
Setelah
Indonesia merdeka Benteng (Fort) Van Der Capellen dialihkan fungsi menjadi
tempat pengajaran PTGP yang merupakan cikal bagal IKIP ,sekarang Universitas
Negri Padang hingga tahun 1955.Ditahun 1957 Benteng ini digunakan oleh Batalyon
439 Dipenogoro ,dan di tahun 1960 Benteng ini diserahkan kepada POLRI dan
kemudian ditetapkan menjadi POLRES Tanah Datar sampai tahun 2000.
Benteng Van der
Capellen kini di tahun 2016 dijadikan sebagai kantor Dinas
Kebudayaan,Pariwisata,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar ,sebagai
aktifitas seni dan Budaya dan sebagai pusat informasi pariwisata (tourism
information centre ) .
Menelisik lebih jauh
Benteng (Fort ) Van Der Capellen saat
ini saya dan Rekan Karlina lesatri diberi kesempatan untuk berwawancara
langsung dengan Kepala Bidang Pariwisata Bpk Abrar Mukhlis,S.E. mengenai
Benteng (Fort) Van Der Capellen yang dijadikan Layanan tiga kegiatan
sekaligus,mulai dari layanan Publik,seni dan budaya ,Serta dijadikan Layanan
jasa.
Hingga saat ini
Benteng (Fort ) Van Der Capellen terpelihara dengan baik ,terbukti
dari 2 bangunan ruang besar yang memanjang di sebelah bagian kiri dan
kanan,2 ruangan kecil dibagian depan,4 buah sel tahanan dan 2 buah meriam
buatan tahun 1790 (yang berusia lebih dari 2 abad ) yang masih utuh di benteng
tersebut.
Untuk
Perenovasian Benteng (Fort ) Van der Capellen pernah dilakukan oleh Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala ditahun 2008 dan dilanjutkan pada tahun
anggaran 2009 yang bertujuan untuk mengembalikan ke bentuk aslinya .Bahkan
untuk menjaga kelestarian benteng Balai Pelestarian Cagar Budaya memberikan
aturan ketat kepada Dinas terkait yang menggunakan Benteng Van Der Capellen
agar tidak merusak bagian benteng ,seperti penggunaan paku pada dinding
Benteng.
Uniknya walaupun
dijadikan sebagai objek wisata keluarga dan sejarah Pemerintah Kabupaten Tanah Datar belum
memberikan aturan kontribusi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Benteng
(Fort ) Van Der Capellen,hingga sampai saat ini 30 September 2016 benteng ini
masih gratis untuk umum.’’alasannya sederhana karena selain sebagai Objek
Wisata Sejarah juga sebagai Kantor Dinas
Kebudayaan,Pariwisata,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar,tidak mungkin
rasanya Pemerintah memungut biaya kepada
masyarakat yang memiliki kepentingan di benteng atapun kantor ini’’ sebagaimana
pemaparan yang disampakan Bpk Abrar Mukhlis S.E.
Area Benteng
yang cukup luas dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk area bersantai di
halaman Benteng menikmati suasana alam dari ketinggian benteng (Fort) Van Der
Capellen ,tak tertinggal para pelajar sekitar Batusangkar yang sering
memanfaatkan Benteng untuk kegiatan Pembelajaran ,Pertunjukan seni dan bahkan
Halaman Benteng dijadikan sebagai area latihan Pasukan Baris Berbaris ( PBB )
yang saya saksikan ketika menelisik lebih dalam tentang benteng (Fort) Van Der
Capellen.
|
Sungguh menarik
yang dulunya Benteng ini dijadikan salah satu pusat pertahan Belanda di Ranah
Minang untuk menghadapi kaum pribumi, saat ini telah berubah fungsi yang
memiliki manfaat besar bagi Kabupaten Tanah Datar Khusunya Batusangkar.tentu
hal ini terwujud karena Kesadaran Pemerintah dan Masyarakat yang bangga akan
adanya benteng ini/peninggalan sejarah daerahnya, pembelajaran lain dari hal
ini Benda/situs sejarah tidak harus menjadi pusaka ,tetap mempunyai fungsi guna
dari masa ke masa.
#ekspos tanah datar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar