Minggu, 02 Oktober 2016

BENTENG ( FORT ) VAN DER CAPELLEN DARI MASA KE MASA




BENTENG ( FORT ) VAN DER CAPELLEN DARI MASA KE MASA




Fort Van Der Capellen Benteng peninggalan Belanda yang terletak di Kota Batusangkar ,Kabupaten Tanah Datar,Provinsi Sumatera Barat.Benteng yang awal pendiriannya menjadi saksi bisu terjadinya Perang Padri,perang Padri sendiri merupakan perang saudara antara Kaum Adat dan Kaum Padri (pemuka agama ) yang akhirnya menjadi perang besar melawan kolonial Belanda di Sumatera Barat.
Secara ringkas terjadinya perang Padri terjadi karena  adanya keinginan  para pemuka agama  yang ingin memurnikan kembali ajaran Islam di Ranah Minang dan menentang kebiasaan para Tokoh adat yang telah melenceng dari ajaran agama islam. Kebiasaan itu seperti perjudian,penyabungan ayam,arak atau minuman keras yang tidak ditinggalkan oleh Kaum Adat  yang jelas telah memeluk agama Islam secara keseluruhan .
Karena Kaum Adat yang tidak merespon peringatan dari kaum Padri akhirnya menimbulakan pertentangan dan pecahlah  menjadi perang saudara .Perperangan ini  dimulai tahun 1803,karena merasa terdesak pada tahun 1821 kaum Adat meminta bantuan kolonial belanda untuk membantu melawan kaum Padri .
Di Batusangkar pasukan Belanda di tempatkan di area paling tinggi dijantung kota Batusangkar,di tempat itulah pasukan Belanda membuat Benteng yang diberi nama Fort Van Der Capellen .Adopsi nama benteng diambil dari Jenderal  yang memerintah saat itu Godert Alexander Gerard Philip Baron Van Der Capellen mulai di bangun tahun 1824,bangungan Benteng yang memiliki ketebalan 75 cm dan berjarak  4 m dari dinding benteng  dibuatlah  parit dan tanggul melingkar  mengelilingi benteng tersebut.pembuatan benteng ini bertujuan untuk memperkuat kedudukan pasukan belanda di Ranah Minang khususnya di Batusangkar.
Bantuan Belanda tersebut  menyadarkan kaum adat,bahwasanya bantuan tersebut semakin memperkeruh keadaan .pasukan  Belanda yang memanfaatkan keadaan untuk menguasai Ranah Minang.Pada tahun 1833 kaum Adat dan kaum Padri berkompromi dan bekerjasama untuk melawan pasukan Belanda,namun usaha tersebut tidak berhasil dan belanda mampu mengusai Ranah Minang.
Tidak hanya menjadi saksi perang Padri dan penjajahan kolonial Belanda ,Benteng (Fort) Van Der Capellen,juga menjadi bukti nyata perjuangan bangsa Indonesia .Ditahun 1943-1945 Badan Keamanan Rakyat (BKR) merebut Benteng setelah berhasil merebut kemerdekaan atas pendudukan Jepang di Indonesia dan kemudian di tahun 1947 di kuasai Tentara Keamanan Rakyat atau biasa disebut dengan istilah TKR,.namun akibat terjadinya  Agresi Militer II Benteng (Fort) Der Capellen  dikuasai kembali oleh Belanda dari tahun 1948 hingga 1950.
Setelah Indonesia merdeka Benteng (Fort) Van Der Capellen dialihkan fungsi menjadi tempat pengajaran PTGP yang merupakan cikal bagal IKIP ,sekarang Universitas Negri Padang hingga tahun 1955.Ditahun 1957 Benteng ini digunakan oleh Batalyon 439 Dipenogoro ,dan di tahun 1960 Benteng ini diserahkan kepada POLRI dan kemudian ditetapkan menjadi POLRES Tanah Datar sampai tahun 2000.
Benteng Van der Capellen kini di tahun 2016 dijadikan sebagai kantor Dinas Kebudayaan,Pariwisata,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar ,sebagai aktifitas seni dan Budaya dan sebagai pusat informasi pariwisata (tourism information centre ) .
Menelisik lebih jauh Benteng  (Fort ) Van Der Capellen saat ini saya dan Rekan Karlina lesatri diberi kesempatan untuk berwawancara langsung dengan Kepala Bidang Pariwisata Bpk Abrar Mukhlis,S.E. mengenai Benteng (Fort) Van Der Capellen yang dijadikan Layanan tiga kegiatan sekaligus,mulai dari layanan Publik,seni dan budaya ,Serta dijadikan Layanan jasa.
Hingga saat ini Benteng (Fort ) Van Der Capellen terpelihara dengan baik  ,terbukti  dari 2 bangunan ruang besar yang memanjang di sebelah bagian kiri dan kanan,2 ruangan kecil dibagian depan,4 buah sel tahanan dan 2 buah meriam buatan tahun 1790 (yang berusia lebih dari 2 abad ) yang masih utuh di benteng tersebut.






Untuk Perenovasian Benteng (Fort ) Van der Capellen pernah dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala ditahun 2008 dan dilanjutkan pada tahun anggaran 2009 yang bertujuan untuk mengembalikan ke bentuk aslinya .Bahkan untuk menjaga kelestarian benteng Balai Pelestarian Cagar Budaya memberikan aturan ketat kepada Dinas terkait yang menggunakan Benteng Van Der Capellen agar tidak merusak bagian benteng ,seperti penggunaan paku pada dinding Benteng.
Uniknya walaupun dijadikan sebagai objek wisata keluarga dan sejarah  Pemerintah Kabupaten Tanah Datar belum memberikan aturan kontribusi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Benteng (Fort ) Van Der Capellen,hingga sampai saat ini 30 September 2016 benteng ini masih gratis untuk umum.’’alasannya sederhana karena selain sebagai Objek Wisata Sejarah juga  sebagai Kantor Dinas Kebudayaan,Pariwisata,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar,tidak mungkin rasanya Pemerintah memungut  biaya kepada masyarakat yang memiliki kepentingan di benteng atapun kantor ini’’ sebagaimana pemaparan yang disampakan Bpk Abrar Mukhlis S.E.
Area Benteng yang cukup luas dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk area bersantai di halaman Benteng menikmati suasana alam dari ketinggian benteng (Fort) Van Der Capellen ,tak tertinggal para pelajar sekitar Batusangkar yang sering memanfaatkan Benteng untuk kegiatan Pembelajaran ,Pertunjukan seni dan bahkan Halaman Benteng dijadikan sebagai area latihan Pasukan Baris Berbaris ( PBB ) yang saya saksikan ketika menelisik lebih dalam tentang benteng (Fort) Van Der Capellen.

Sungguh menarik yang dulunya Benteng ini dijadikan salah satu pusat pertahan Belanda di Ranah Minang untuk menghadapi kaum pribumi, saat ini telah berubah fungsi yang memiliki manfaat besar bagi Kabupaten Tanah Datar Khusunya Batusangkar.tentu hal ini terwujud karena Kesadaran Pemerintah dan Masyarakat yang bangga akan adanya benteng ini/peninggalan sejarah daerahnya, pembelajaran lain dari hal ini Benda/situs sejarah tidak harus menjadi pusaka ,tetap mempunyai fungsi guna dari masa ke masa.
#ekspos tanah datar






Tidak ada komentar:

Posting Komentar